Pergerakan perang salib dimulai pada tanggal 27
November 1095 Masehi disaat Baba Urbanus II ( 1088 – 1099 M )[1]
memberikan ceramah untuk menolong Kaisar Byzantium, Alexius Connenus dihadapan
khalayak ramai (pertemuan akbar ) di Clermont Selatan Perancis[2].
Ceramah ini merupakan ceramah yang paling terkenal sepanjang
sejarah
kependetaan, semua pendeta berkumpul diwaktu itu dan membahas tentang agama
Khatolik mereka, Urbanus II[3]
mengajak didalam pidatonya untuk memerangi kaum muslimin yang telah menodai
tempat suci mereka di Palestina ( Yarussalem ).
Isi pidato yang berapi-api Paus Urbanus II membakar
emosi umat Kristen[4] :
"Hai orang-orang Franka,
hai orang-orang di luar pegunungan ini, hai orang-orang yang dicintai Tuhan,
yang jelas dari perilaku kalian, yang membedakan diri dari bangsa-bangsa lain
di muka bumi ini, karena iman kalian, karena pengabdian kalian pada gereja
suci; inilah pesan dan himbauan khusus untuk kalian:
Kabar buruk telah tiba dari
Yerussalem dan Konstantinopel, bahwa sebuah bangsa asing yang terkutuk dan
menjadi musuh Tuhan, yang tidak lurus hatinya, dan yang jiwanya tidak setia
pada Tuhan, telah menyerbu tanah orang-orang Kristen dan membumihanguskan
mereka dengan pedang dan api secara paksa…..” . Dan seterusnya.
Para ksatria dan para hadirin meneriakkan “Deus Vult”
( Tuhan menghendaki ).[5] Pidato
tersebut sangat mempengaruhi dan men-doktrin masyarakat Eropa.
Inilah penyebab lansung dari perang salib ini dan
merupakan gerakan perang yang paling kuat dan besar di Eropa. Walaupun
sebahagian ada gerakan politik, ekonomi dan perebutan wilayah dibalik perang
salib disamping dengan tujuan agamawi.
[1] Paus Urbanus
II dilahirkan sekitar tahun 1042 di Lagery (dekat kota Châtillon-sur-Marne) di
Perancis. Nama aslinya adalah Odo De Lagery (bisa juga: Otto atau Odo). Dia
berasal dari bangsawan Perancis dan memperoleh pendidikan yang baik. Saat muda
dia menjadi pendeta di kota Rheims, kemudian naik pangkat setingkat demi
setingkat dan jadi Bishop, dan menjadi Paus tahun 1088. Pope Urban II adalah
Paus yang menggerakkan orang Kristen berperang merebut tanah suci dari
orang-orang Islam, yang kemudian menjadi Perang Salib.[1] Dia adalah Paus
Gereja Katolik Roma sejak Maret 1088 sampai 29 Juli 109. Lihat di www.
Wikipedia.org
[3] Michael H.
Hart, 1978, Seratus Tokoh yang Paling
Berpengaruh dalam Sejarah, Terj. H. Mahbub Djunaidi, ( Jakarta, PT.
Dunia Pustaka Jaya, 1982 )
[4] Suhail Zakkar, Mausu’ah Syamilah Fi Tarikh Alhurub
AsSalibiyah, Jilid: 3 ( Bairut: Dar Alfikri, 1995 ), h. 244
[5] M. Yahya
Harun, Perang Salib dan Pengaruh Islam di Eropa, ( Yogyakarta: Bina
Usaha, 1987 ), h. 87.